Rabu, 04 September 2013

CONTOH SISTEM BUDAYA INDONESIA
DAMPAK BLSM PERSPEKTIF SOSIAL DAN BUDAYA

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Istilah bantuan langsung sementara masyarakat atau BLSM kini menjadi populer setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM yang berlaku sabtu 22/06/2013 pukul 00 :00.  Harga bensin  naik 44 % dari semula Rp. 4.500 per liter menjadi 6.500 per liter, sedangkan harga solar naik 22 % dari Rp. 4.500 per liter menjadi Rp. 5.500 per liter. Kenaikan BBM ini bukan merupakan hal yang pertama kali untuk bangsa Indonesia, hal ini sudah ada pada jaman megawati masih menjabat menjadi presiden. Dulu bernama BLT (bantuan langsung tunai) dan sekarang berubah nama menjadi BLSM (bantuan langsung sementara masyarakat).
BLSM merupakan program pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Program ini berupa pemberian dana bantuan sosial secara tunai sebesar Rp. 300.000,- yang diberikan pada selama empat bulan saja. Sasaran penerima BLSM adalah masyarakat miskin penerima raskin (beras miskin). Setiap penerima raskin memperoleh KPS (kartu perlindungan sosial) yang dikirim melalui layanan pos indonesia yang fungsinya digunakan untuk persyaratan mengambil BLSM.
Program BLSM ini memang dirancang pemerintah untuk memberikan bantuan penyesuaian sementara setelah pengurangan subsidi atau perubahan ekonomi yang dirasakan warga miskin. BLSM sebagai kompensasi kepada masyarakat akibat dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Tujuan program BLSM adalah mengurangi dampak atau akibat negatif atas kenaikan harga – harga yang ditanggung masyarakat miskin, terutama akibat kenaikan harga BBM.




BAB II
Landasan teori
Sosial budaya terdiri dari 2 kata, yakni sosial dan budaya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) sosial ialah segala sesuatu yang mengenai masyarakat / kemasyarakatan atau dapat juga berarti suka memperhatikan kepentingan umum. Sedangkan budaya berasal dari kata bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya ialah segala hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa, dan karsa. Dapat berupa kesenian, pengetahuan, moral, hukum, kepercayaan, adat istiadat ataupun ilmu. Dengan demikian pengertian sosial budaya adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya yang diperuntukkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Budaya politik merupakan cerminan sikap khas warga Negara terhadap sistem politik serta sikap terhadap peranan warga Negara Negara didalam sistem politik itu. Menurut almond dan verba (1963) budaya politik mengandung 3 komponen objek politik sebagai berikut :
Orientasi kognitif :  yaitu berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan, dan segala kewajibannya serta input dan outputnya.
Orientasi afektif : yaitu berupa perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor (politisi) dan penampilannya dan lembaga – lembaga politik (partai politik, eksekutif, legislatif, dan yudikatif).
Orientasi evaluatif : yaitu keputusan dan pendapat tentang objek – objek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan, misalnya tampak saat pemilu.
Tipe – tipe budaya politik :
Budaya politik parochial : tingkat partisipasi politiknya sangat rendah yang disebabkan oleh faktor kognitif (tingkat pendidikan rendah).
Budaya politik kaula : masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya), tetapi masih bersifat pasif.
Budaya politik partisipan : budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.



BAB III
PEMBAHASAN
Hasil survey
Pencairan BLSM diambil di kantor pos setempat. Syarat untuk mengambil BLSM ini adalah membawa KPS (kartu perlindungan sosial) beserta identitas diri seperti KTP.  Pengambilan BLSM didampingi  ketua RT dan RW  desa pada saat antri menunggu di kantor pos. Sistem penyaluran BLSM ditentukan jadwal berdasarkan kelurahan masing – masing. Pembagian BLSM ini melibatkan pegawai kantor pos.  Besarnya BLSM yang diterima warga masyarakat yakni Rp. 300.000,00 per RTS (rumah tangga sasaran).  Akan tetapi tidak semua, warga masyarakat menerima. BLSM ini ditujukan pada warga yang kurang mampu (miskin). Pembagian BLSM ini didasarkan pada data penerima BLT tahun 2011. Sehingga menyebabkan salah sasaran.
Dampak BLSM ditinjau dari segi sosial budaya indonesia
Jika ditinjau dari sudut sosial budaya Indonesia, dengan adanya BLSM ini tidak mendidik dan pemerintah menjadikan rakyat Indonesia sebagai mental peminta. BLSM bukanlah solusi mengetaskan kemiskinan karena bantuan – bantuan sosial senilai Rp. 300.000  bulan untuk warga miskin tidak membawa arti apa – apa disaat harga – harga yang lain sudah naik. Selain itu kenaikan BBM ini juga memicu dampak sosial dimasyarakat khususnya kenaikan sembako dan akan diikuti oleh harga – harga lainnya. Selain itu juga menyebabkan terjadinya budaya instant fast money (bantuan uang yang bersifat sementara yang tidak diperhitungkan dampak akhirnya), yang mana menimbulkan rakyat miskin semakin manja dan hanya menggantungkan nasib pada pemerintah terus – menerus. Timbul kecemburuan sosial yakni pembagian BLSM ini tidak tepat sasaran karena tidak tersedianya basis data kemiskinan akurat dari BPS (badan pusat statistik). Contohnya seperti masyarakat yang benar – benar miskin tidak menerima BLSM, akan tetapi mereka yang   tergolong mampu (memiliki  blackberry, bahkan memakai perhiasan pada saat mengambil pencairan BLSM) malah menerima BLSM.
Dampak BLSM ditinjau dari segi budaya (politik)
Kebijakan BLSM banyak menuai kontroversi yakni diselimuti tujuan politik. Tujuan politik ini sepertinya dimanfatkan oleh elit politik untuk meraih suara pada pemilu capres cawapres periode tahun 2014 mendatang. Dalam konteks ini, dengan adanya BLSM, rakyat kecil merasa diperhatikan (orientasi afektif / faktor perasaan). Selain itu rakyat kecil sudah relatif maju dalam arti dapat memberikan partisipasinya dalam sistem politik berupa mau tak mau setuju tak setuju harus menerima dengan lapang perihal kenaikan BBM ini, yang memposisikan pasif karena rakyat kecil tak berdaya mempengaruhi dan mengubah sistem. Oleh karena itu lebih bersikap pasrah menerima dan mengikuti kebijakan para pemimpin politik (budaya politik kaula).
BAB III
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa BLSM merupakan kebijakan pemerintah berupa bantuan dana sosial yang diberikan kepada rakyat miskin sebagai kompensasi akibat kenaikan BBM. Besarnya BLSM senilai Rp. 300.000 yang diterima selama 4 bulan saja, yakni, juli, agustus, September, dan agustus.  Pencairan BLSM dilakukan di kantor Pos setempat dengan persyaratan membawa KPS (kartu perlindungan sosial) dan KTP serta didampingi oleh ketua RT. Pembagian BLSM didasarkan pada jadwal masing – masing kelurahan. Fenomena BLSM ini telah berdampak pada sosial budaya bangsa Indonesia yang mana menimbulkan kecemburuan sosial yang mana terjadinya kecemburuan sosial berupa pembagian BLSM yang salah sasaran karena tidak tersedianya data basis data kemiskinan akurat dari BPS dan menimbulkan budaya instant fast money . Selain berdampak sosial, BLSM ini juga membawa pengaruh  dampak kehidupan politik di Indonesia yakni berupa tujuan politik yang dimanfaatkan oleh para elit politik untuk memperoleh suara dalam pemilu capres cawapres periode 2014 mendatang.

SARAN
Menurut saya, kebijakan BLSM ini tidak mendidik, karena menjadikan rakyat Indonesia bermental peminta dan selalu bergantung pada pemerintah. Tidak ada inisiatif untuk maju. Seharusnya pemerintah menambah lapangan pekerjaan baru agar dapat menambah penghasilan rakyat miskin. Kalau hanya mengandalkan BLSM yang sifatnya hanya sementara dan hanya diberikan selama 4 bulan saja, maka hanya akan menambah kesenjangan sosial, tidak ada gerakan perubahan untuk maju. Dan seharusnya pemerintah bersosialisasi serta mengawasi agar dana BLSM digunakan untuk berwirausaha meskipun kecil – kecilan, daripada digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar